host

Sabtu, 19 April 2014

proses terbentuknya biji benih

A. Proses Tebentuknya Biji
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.
Pada sejumlah spesies, keadaan tak berbiji merupakan hasil dari partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan untuk proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, keadaan tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, keadaan yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara normal.


Proses perkembangan dari penyerbukan, pembuahan sampai pada pembentukan ovum dan ovule hingga menjadi tanaman kembali.

B
 
Text Box: A
A. Megasporogenesis (pembentukan sel gamet jantan)
Pembentukan megaspora (ovul)
         Sel-sel sporogenus di dalam nuselus membentuk 1 sel induk megaspora
          Sel induk megaspora (2 N) akan membelah 2 kali secara meiosis menghasilkan 4 megaspora (1N), umumnya 3 megaspora degenerasi dan hanya 1 megaspora yang berfungsi dan berkembang.
  1. Megagametogenesis (pembentukan sel gamet betina)
Proses  perkembangan sel megaspora fungsional menjadi kantong embrio
Sel megaspora yang fungsional (1N) mengalami pembelahan secara mitosis 3 kali sehingga menghasilkan 8 inti haploid.
         Delapan inti ini mengalami polarisasi dalam kantong embrio
            3 inti menuju kalaza, membentuk 3 sel antipodal
            3 inti menuju mikropil, membentuk 2 sel sinergid dan 1 sel telur
            2 inti tetap di tengah disebut inti polar

B. Proses Perkembangan Benih
  1. Histodiferensiasi         : 1 sel zigot membelah secara mitotik dan berdiferensiasi menjadi embrio
  2. Pemasakan                  : tidak ada pembelahan selTerjadi pembesaran sel dan akumulasi cadangan makanan (biasanya protein, diikuti oleh lemak dan KH)
  3. Desikasi                       : terjadi penurunan metabolisme karena penurunan KA yang menyebabkan Embrio tidak aktif
  4. Kering panen               : indikasi masak fisiologis mencakup Metabolisme rendah, embrio tidak aktif (dorman)
  5. Perkecambahan : Tumbuhan kecil yang baru keluar dari biji yang masih tergantung pada persediaan makanan pada biji.
Kecambah dibedakan menjadi :
1. Perkecambahan di atas tanah (epigaeis)
Terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga, sehingga lembaganya terangkat ke atas, muncul di atas tanah.
contoh : kacang hijau (Phaseolus radiatus L.)
2. Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis)
Bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji dan tetap di dalam tanah
contoh : kacang kapri (Pisum sativum L.)
  1. Bagian-Bagian Benih
  1. Kulit Biji (Spermodermis)
}  Lapisan Kulit Luar(Testa)
-          Umumnya tipis, dan ada yang tebal seperti tempurung(pada kelapa)
-          Warna kulit luar bermacam-macam, kadang-kadang terdapat sayap(pada gambir), bulu(pada kapas)
}  Lapisan Kulit Dalam(Tegmen)
-          Umumnya tipis, sering disebut kulit ari, bagian-bagian yang dapat terlihat pada kulit biji antara lain: pusat biji(hilus), liang(Micropyle) dan berkas pembuluh(Chalaza)
  1. Tali Pusat (Funiculus)
Ø  Berdaging, Misalnya :
  • Biji durian (Durio zebethinus)
  • Biji duku ( Lansium domesticum)
Ø  Berupa kulit, Misalnya :
  • Biji pala ( Myristica fragrans)
  1. Inti Biji (nukleus)
}  Lembaga
-          Yaitu bakal tanaman yang akan tumbuh menjadi tanaman baru.
-          Terdiri dari akar lembaga, keping biji dan pucuk lembaga, misalnya : Biji kacang dan Biji jeruk
}  Putih Lembaga
-          Yaitu jaringan yang berisi cadangan makanan bagi lembaga.
  • Terdiri dari endosperm dan perisperm, misalnya : Biji kelapa.
  1. Lembaga (Embryo)
  • Akar lembaga (radicula): Akar yang muncul pada keping biji, yang nantinya akan tmbuh menjadi akar tunggang (dikotil) maupun serabut(monokotil).
  • Keping biji (cotyledone)         : biji berkeping tunggal (monokotil), berkeping ganda/ dua (dikotil), biji berkeping banyak/ lebih dari dua (gymnospermae).
  • Pucuk lembaga (plumula)        : Bakal batang dengan satu atau dua daun yang muncul pada cotyledone.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar